Laman

8 Mar 2013

Mungkin Saya Butuh Itu..

Begitu ternyata rasanya ketika benar-benar tak ada daya dan upaya..  Makin tahu betapa lemahnya diri ini... dan seperti itulah rasanya ketika kematian sangat dekat..  Entahlah, melihat kondisi mobil yang hancur lebur dan kami semua selamat dan tak ada yang luka parah, Tuhan secara langsung telah memberikan sesuatu yang saya butuhkan.. Teguran di saat tak ada yang menegur saya ketika semakin jauh darinya...



Hari itu tepatnya tanggal 4 Maret 2013, pukul 03.00 subuh saya sudah sibuk mandi, sarapan dan menyiapkan segala sesuatu untuk ke kota dimana kantor saya berada. Saya sendiri tinggal di Palembang dan kantor saya di kota Martapura tepatnya kabupaten OKU Timur yang jika di tempuh dengan kendaraan bisa mencapai 5 jam perjalanan.

Hari itu saya berangkat bersama orang kantor berjumlah 5 orang, 3 laki-laki dan 2 perempuan dengan menggunakan mobil dinas kantor. Saat itu saya duduk di belakang sendirian, karena ingin tidur dalam perjalanan saya letakkan tas-tas di kiri kanan saya agar bisa jadi sandaran saat tidur. Selama perjalanan saya tertidur hingga sekitar pukul 6.30 saya terbangun dan nggak tahu juga kenapa ga ngantuk lagi, biasanya kalo udah tidur di mobil pasti ngantuknya akan berlanjut hingga sampe ke tujuan. Saat itu saya ingat saya mencari sabuk pengaman, tetapi di mobil ini ternyata tidak ada sabuk pengamannya pada bagian belakang..

Nggak lama kemudian gerimis pun datang, jalanan menjadi basah dan licin. Mobil kami sendiri dikendarai dengan ngebut. Tiba-tiba pada suatu tempat, ada mobil yang berlawanan arah dengan kami menghindari lubang. Karena sangat tiba-tiba mobil kami langsung menghindari mobil tersebut dan akibat manuver yang terlalu mendadak dan tidak stabil, ditambah kondisi jalan yang licin, mobil kami tidak terkendali. Hingga saat ini saya ingat persis detail kejadian, dimana saat itu mobil kami membanting ke kiri lalu membanting balik ke kanan dengan tujuan kembali ke lintasan. Tapi ketika membanting ke kanan, mobil tak sanggup berhenti, sehingga walau mobil tidak melaju lagi tetapi mobil tergelincir ke bagian kiri kami. Saat itu, saya perkirakan mobil ini akan menabrak pagar dan semak-semak yang ada di pinggir jalan.. Tapi Tuhan berkata lain, saking kuatnya gelinciran mobil, mobil tiba-tiba terbang terbalik dan berputar menghantam pagar hingga hancur.. Saya sudah tidak bisa menyaksikan apa-apa lagi saat itu, hanya putaran mobil yang begitu cepat terasa.. Beberapa saat kemudian mobil pun berhenti berputar, saya melihat sekitar dan yang saya pikirkan saat itu hanya "apakah saya masih sadar?". Sudah memastikan saya sadar, saya lihat teman-teman di mobil dan semuanya juga sadar. Lalu saya lihat tubuh saya, apakah ada darah ternyata tidak ada. Tapi pinggang saya saat itu terasa super sakit karena terbentur. Kemudian warga datang dan menolong kami..

Alhamdulillah warga disana sangat baik dan menolong kami. Saat itu saya sudah tak sanggup meloncat dari mobil sehingga di tarik dan dibopong oleh warga. Keluar dari mobil saya melihat seberapa parah kondisi mobil kami.. God, ini benar-benar parah dan bagian belakang tempat saya duduk tadi pun paling parah.. Saya pun kadang tak percaya berada disana tapi sekarang tidak mengalami luka parah... Ketika posisi berdiri, mata saya berkunang-kunang. Sedikit lagi saya tak bisa melihat, dan saya katakan pada 2 orang bapak yang memopong saya "saya sebentar lagi pingsan pak..". Mungkin karena saya pernah pingsan, jadi saya tahu bagaimana gejala sebelum pingsan. Saya saat itu hanya dapat melihat bayang-bayang saja, terus terang tubuh saya tidak lemas. Saya masih merespon dengan baik ketika berbicara, tapi mungkin benturan yang saya alami membuat saya hilang sebagian kesadaran saya.. Untungnya saya cepat didudukkan di sebuah kursi dan diberikan minum teh hangat, sehingga mata yang tadi tidak bisa melihat lagi kembali terang dapat melihat kembali.

Teman-teman wanita saya menangis, apalagi salah satunya sudah memiliki anak yang masih kecil dan menangis teringat sang buah hati bila harus ditinggal ibunya. Saya sendiri tidak menangis, biasanya dalam kondisi seperti ini, saya lebih senang memaksakan diri untuk tertawa-tawa agar tidak membuat kepanikan pada orang lain. Tapi saat itu, saya tidak bisa memaksakan diri untuk tertawa banyak karena menahan sakit. Terus terang, saya adalah penganut teori "Tuhan pasti memberikan yang terbaik". Sehingga saya tak perduli mau seperti apa saya, mau di tarik dari dunia, mau dibuat cacat, mau apa saja pokoknya saya yakin itu adalah yang terbaik yang diberikan Tuhan kepada saya. 

Sepanjang hari itu, pengaruh shock karena melihat dekat kematian, isi kepala saya memikirkan kembali memori-memori hidup saya semenjak saya kecil hingga saat ini.. Saya teringat ketika kecil ibu saya membuatkan dot yang diisi teh kepada saya, ketika ibu saya mengejar saya dengan sapu karena kenakalan saya, ketika setiap subuh ayah saya mengajak saya ke masjid untuk shalat subuh dan mengaji, ketika saya tertidur di motor di bonceng ayah saya, ketika ibu menciumi saya saat saya lulus SD dg nilai memuaskan, ketika membeli baju baru untuk berlebaran dengan ayah dan ibu saya, ketika ibu memeluk kami semua di rumah sakit sambil menyaksikan ayah saya yang sedang koma dan dia berkata sambil menangis tersedu-sedu "Nak, apapun yang terjadi kalian harus siap ya.. Tuhan pasti akan memberikan yang terbaik", ketika ayah saya meninggal dunia, ketika saya membuat ibu saya menangis, ketika berkelahi dengan saudara-saudara saya, ketika pernikahan kakak saya, ketika kelahiran anak kakak saya, bermain dengan keponakan saya, momen-momen bersama teman saya, dan lain lain..

Entahlah, jika memang Tuhan ingin menarik saya, saya hanya akan meyakini jika itu adalah yang terbaik baik untuk saya dan orang-orang di sekitar saya. Saya hanya berharap agar Dia menjaga dan membahagiakan ibu saya.. Tapi Dia tidak melakukannya, mungkin masih banyak yang dia minta perbaiki dari diri saya di Dunia ini.. mungkin juga masih banyak tanggung jawab yang harus saya lakukan di dunia ini.. dan sesaat saya berpikir, yah.. saya butuh teguran semacam ini disaat tak ada yang mengingatkan saya bahwa saya semakin jauh dengan-Nya...