Laman

2 Jun 2011

Ketika sebuah kue menginjak harga diri

Sebuah cerita goblok yang udah terjadi 2 tahun yg lalu tapi tetep buat ngakak kalo di inget...

Pada tahu dengan LIQO?? Kurang lebih LIQO adalah kegiatan rohani yang di dalamnya terdiri dari beberapa orang yang berkumpul guna melakukan beberapa hal yang bertujuan untuk mendidik agama pesertanya. Nah, di kampus saya biasanya kegiatan ini akan di manage oleh seorang senior yang emang udah dipilih buat ngedidik adek tingkatnya ke jalan yang benar..

Suatu ketika kelompok liqo Jupri, Ilham, Kasman, Skyn, Darma, dan Amir di jadwalkan liqo. Seperti biasa, yang dateng liqo saat kelompok ini liqo biasa nya cuma sang kakak tingkat yg ngedidik+jupri seorang sebagai pasiennya. Saya ga munafik, emang godaan setan kadang sangat kuat buat nyuruh bolos ikut kegiatan ini. Biasa nya peserta yang ga ikut(bolos) liqo ngacir melarikan diri, ada yg ke warnet, ke kostan temen, dll. Pada suatu saat dimana kelompok Jupri liqo, si Jupri lagi-lagi jadi pasien satu-satunya yang hadir di kelompoknya. Teman-temannya yang lain ada yg ke warnet, ngungsi ke kostan temen, dan yang paling ekstrim ada satu orang yang nekat sembunyi di lantai atas,... yaitu Kasman. Karena sembunyi  di lantai atas yg pasti Kasman ga bisa turun+ga bisa berisik biar ga ketahuan sang pendidik kalo dia bolos. Dan perlu diketahui, biasanya sang pendidik membawa snack kalo liqo(umpan buat mahasiswa kere biar mau ikutan liqo). Satu jam, dua jam liqo berjalan dan kasman tetap bertapa di lantai atas, hingga akhirnya setelah beberapa lama Kasman sembunyi di atas, tiba-tiba Jupri memanggil Kasman dari lantai bawah:

"Kas, ni ada kue kas sisa liqo. Yuk makan..."

Mendengar tawaran kue "sisa" tsb Kasman mengira pastilah sang pendidik sudah pulang. Dengan tampang mupeng Kasman langsung lari dg semangat turun ke lantai bawah guna menyantap kue. Dan  ketika hampir sampai di bawah, betapa terkejutnya mas Kasman melihat sang pendidik masih belum pulang dan sedang asyik menyantap kue bersama Jupri!!!!

Kasman pun terasa disambar petir, karena ga tahan menanggung malu akibat ketahuan udah sembunyi di atas, mas Kasman pun memilih ngacir lagi balik ke lantai atas dan bersembunyi kembali. Dia bimbang, bingung, dan amat sangat gelisah... Sementara Kasman mau nangis menanggung malu, Jupri malah sibuk menahan ngakak melihat ekspresi Kasman. Karena sang pendidik masih ada di depannya, jadi sebisa mngkin dia menahan ledakan tawa ny..

Setelah sang pendidik pulang, Jupri pun tertawa dg lepas ny, sementara Kasman yang tadinya mau nangis, sekarang malah ikut tertawa terbahak-bahak mengingat kegeblekannya..

Pada hari itu, Kasman depresi berat, harga diri nya tercabik-cabik. Dan satu pelajaran yang dia ambil dari kejadian tersebut adalah "Jangan sembunyi di rumah kalo ga ikut liqo lagi".

1 komentar: